Keutamaan
Mencintai Rasulullah saw. Serta Ganjarannya di dunia dan Akhirat
Cinta sejati terhadap Rasulullah saw
merupakan jalan untuk dapat menemani dan menyertai beliau di surga kelak. Imam
Thabrani dan Ibnu Mardawih serta Abu Na’im telah mengeluarkan hadits, sebuah
hadits dari Aisyah r.a. Ia berkata bahwa seseorang telah datang kepada
Rasulullah saw, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah! Engkau adalah orang yang
aku cintai lebih dari diriku sendiri. Dan engkau adalah orang yang aku cintai
lebih dari anakku. Sungguh, saat aku berada di rumah, lantas aku pun
mengingatmu. Namun, aku tak dapat menahan kesabaranku hingga aku datang kemari
dan melihatmu. Dan saat aku mengingat kematianku dan kematianmu, aku mengetahui
bahwa ketika engkau dimasukkan ke dalam surga, engkau dibangkitkan bersama para
nabi. Sedangkan aku, jika aku dimasukkan ke dalam surga, aku khawatir tak dapat
,melihatmu.” Mendengar itu, Rasulullah saw. pun tidak melarang apa yang
dilakukan orang tersebut, hingga Jibril turun membawa ayat,
“Dan barangsiapa
yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisaa’ : 69)
Diriwayatkan dari Ali r.a. bahwa
Rasulullah saw. menggenggam tangan Hasan dan Husain lalu beliau berkata, “Siapa
yang mencintaiku dan mencintai kedua sosok ini (maksudnya, Hasan dan Husain)
serta kedua orang tuanya, ia bersamaku di dalam surga.” (HR. at-Tirmidzi)
Alangkah agungnya sifat mulia
tersebut, yaitu mencintai Rasul-Nya. Di samping kecintaan terhadap Rasulullah
saw dapat menjadikan pelakunya mampu menemani Rasulullah saw. di dalam surga,
ia pun dapat menimbulkan rasa manisnya iman. Hadits Rasulullah saw.
“Tiga perkara yang
barangsiapa memilikinya, maka ia akan menemukan manisnya iman. Yaitu, hendaknya
Allah SWT dan Rasul-Nya senantiasa lebih dicintainya dari selainnya. Dan kedua,
ia hanya mencintai seseorang karena Allah. Terakhir, ia benci kembali menjadi
kufur sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muttafaq
‘Alaih)
Jika seorang muslim dapat merasakan
manisnya iman, dan mampu mengalirkan cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah saw.
di dalam darahnya, maka ia akan menikmati dan senang dengan segala keunikan
sifat kepatuhan, keridhaan, penyerahan diri, rasa tunduk, pengorbanan dan sifat
memberi, saling berlomba-lomba terhadap kebaikan dan penghindaran terhadap
segala bentuk pelanggaran. Di sini kehidupan individu dan social akan lurus,
berkah dan ganjaran di dunia dan di akhirat yang dihasilkan dari kecintaan
kepada Rasulullah saw.
Duhai Allah yang menguasai hati, tuntunlah hati kami untuk dapat
mencintaiMu, mencintai Rasul-Mu, dan mencintai orang-orang yang mencintaiMu,
mencintai apa pun karena Mu…
Dari
buku : Bagaimana mencintai Rasulullah saw. Nabil Hamid Al-Mu’adz (Gema insani
press)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar